Enam Perkara Jaminan Syurga


                                                              M. Jamaluddin*




Rasulullah SAW bersabda yang artinya:




¡§Berjanjilah kepadaku, bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini, niscaya aku jamin masuk syurga:

1.berkatalah yang benar.
2.tepatilah apabila kamu berjanji.
3.tunaikanlah apabila di amanati orang.
4.jagalah kehormatanmu.
5.tundukkanlah pandanganmu (dari wanita)
6.hentikanlah lencang tanganmu (jangan suka memukul orang)¡¨. Hadits riwayat Ahmad





Sebagai mana disini Rasulullah sudah berkata apabila kita berjanji untuk menjalani enam perkara yang tertulis, akan masuk syurga.



„« Berkatalah yang benar.

Berbohong adalah sifat tercela. Dewasa ini di kalangan anak-anak kecil maupun remaja, mayoritas dari mereka sudah berani berbohong kepada gurunya maupun orang tuanya, oleh karena bagi orang yang mempunyai anak, segeralah ajarkan sifat yang baik dan laranglah berbuat berbohong. Apabila kita membiarkan anak-anak kita berbohong, maka sifat itu tidak akan hilang dari dirinya.



„« Tepatilah apabila kamu berjanji.

Apabila kita janji kepada orang lain, kita wajib melaksanakannya, misalnya kita janji kepada teman kita untuk mengajaknya ke supermarket, maka kita harus menepati janji kita itu. Apabila kita sudah janji lalu kita tidak menepati janji itu, maka kita akan menjadi orang munafik sebagaimana yang di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

¡§Ayat-ayat munafik itu ada 3:

1. apabila ia berbicara, maka ia berbohong
2. apabila ia berjanji, maka ia mengingkarinya
3. apabila ia dipercayaiia, maka ia berdusta

Jadi sudah jelas, apabila kita mengingkari janji, maka kita termasuk orang munafik. Sekarangini banyak orang yang mencalonkan dirinya misalnya sebagai cagub atau caleg, dia membuat poster yang tertulis di situ janji-janji kepada masayarat, atau datang ke kampung-kampung, untuk menampakkan kebaikan dan perhatiannya kepada masyarakat kecil dengan segudang janji, tapi setelah terpilih, dia melupakan janjinya kepada masyarakat.

Jadi, apabila kita telah berjanji kepada orang lain, marilah kita tepati janji itu, dan janganlah kita menjadi orang munafik.

„« Tunaikanlah apabila kita diamanati

Apabila kita diamanati oleh orang tua atau guru kita, maka kita harus melaksanakannya dengan benar, janganlah kita malas, jika kita terus-menerus menjalankan amanat itu, niscaya Allah akan menurunkan barokahnya,.

„« Jagalah kehormatanmu

Apabila kita sudah dipercayai oleh orang yang berada di tengah-tengah kita, maka jagalah sikap yang baik agar kehormatan kita tidak hilang. Apabila kita berbuat semena-mena, sedangkan masyarakat yang berada di tengah-tengah kita sudah mempercayai kita, maka akan hilang kehormatan kita itu di hadapan mereka, dan kita pun tidak dipercayai lagi oleh masyarakat. Maka dari itu,apabila kita sudah dipercayai oleh masyarakat maka jagalah kehormatan kita itu.

„« Tundukkanlah pandanganmu dari (wanita)

Wanita yang bukan mahram, menurut Islam apabila kita memegangnya maka hukumnya haram. Padahal, sekarang banyak anak-anak muda yang berpacaran, hingga sampai saling berpegangan, bahkan lebih dari itu. Sedangkan di dalam Islam, hukum berpacaran itu sudah jelas-jelas HARAM, tapi perbuatan pacaran itu terus dilakukan oleh kalangan remaja muslim, dan yang lebih runyam, tidak jarang pula karena akibat berpacaran itu sampai melakukan aborsi. Belum lagi banyak orang tua yang membiarkan anaknya berpacaran, bahkan ada pula orang tua yang sengaja memotivasi anaknya untuk berpacaran, demi mendapatkan jodoh. Padahal, orang tua yang bijaksana, seharusnya mendidik anaknya dengan benar sesuai syariat Islam, dan jangan sampai anaknya terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

„« Hentikanlah lencang tanganmu (jangan suka memukul)

Perilaku ini biasanya dilakukan oleh kalangan pemuda terhadap anak-anak yang lebih kecil. Biasanya, secara diam-diam anak yang lebih kecil itu tiba-tiba dijewer, dijitak, dicubit, dll. Atau kadang sesama teman sebaya jua sering terjadi, inilah saalah satu yang dimaksud dengan ¡¥hentikan lencang tanganmu¡¦, oleh karena kami sarankan kepada bapak-bapak yang sayang terhadap anaknya dunia-akhirat, sebaiknya rajin mengajari putra-putrinya agar tidak lagi senang memukul teman-temannya.

(* Penulis, adalah Cover Boy pada kolom ¡¥Karya Tulis Santri¡¦, lahir di Cirebon tanggal 30 September 1996, menjadi santri Ribath Almurtadla sejak bulan Agustus tahun 2005, sedangkan jenjang sekolah formal hanyalah sampai kelas dua SDN Pakusamben Babakan Cirebon).
SUMBER: pejuangislam.com

0 Responses