Enam Perkara Jaminan Syurga


                                                              M. Jamaluddin*




Rasulullah SAW bersabda yang artinya:




¡§Berjanjilah kepadaku, bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini, niscaya aku jamin masuk syurga:

1.berkatalah yang benar.
2.tepatilah apabila kamu berjanji.
3.tunaikanlah apabila di amanati orang.
4.jagalah kehormatanmu.
5.tundukkanlah pandanganmu (dari wanita)
6.hentikanlah lencang tanganmu (jangan suka memukul orang)¡¨. Hadits riwayat Ahmad





Sebagai mana disini Rasulullah sudah berkata apabila kita berjanji untuk menjalani enam perkara yang tertulis, akan masuk syurga.



„« Berkatalah yang benar.

Berbohong adalah sifat tercela. Dewasa ini di kalangan anak-anak kecil maupun remaja, mayoritas dari mereka sudah berani berbohong kepada gurunya maupun orang tuanya, oleh karena bagi orang yang mempunyai anak, segeralah ajarkan sifat yang baik dan laranglah berbuat berbohong. Apabila kita membiarkan anak-anak kita berbohong, maka sifat itu tidak akan hilang dari dirinya.



„« Tepatilah apabila kamu berjanji.

Apabila kita janji kepada orang lain, kita wajib melaksanakannya, misalnya kita janji kepada teman kita untuk mengajaknya ke supermarket, maka kita harus menepati janji kita itu. Apabila kita sudah janji lalu kita tidak menepati janji itu, maka kita akan menjadi orang munafik sebagaimana yang di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

¡§Ayat-ayat munafik itu ada 3:

1. apabila ia berbicara, maka ia berbohong
2. apabila ia berjanji, maka ia mengingkarinya
3. apabila ia dipercayaiia, maka ia berdusta

Jadi sudah jelas, apabila kita mengingkari janji, maka kita termasuk orang munafik. Sekarangini banyak orang yang mencalonkan dirinya misalnya sebagai cagub atau caleg, dia membuat poster yang tertulis di situ janji-janji kepada masayarat, atau datang ke kampung-kampung, untuk menampakkan kebaikan dan perhatiannya kepada masyarakat kecil dengan segudang janji, tapi setelah terpilih, dia melupakan janjinya kepada masyarakat.

Jadi, apabila kita telah berjanji kepada orang lain, marilah kita tepati janji itu, dan janganlah kita menjadi orang munafik.

„« Tunaikanlah apabila kita diamanati

Apabila kita diamanati oleh orang tua atau guru kita, maka kita harus melaksanakannya dengan benar, janganlah kita malas, jika kita terus-menerus menjalankan amanat itu, niscaya Allah akan menurunkan barokahnya,.

„« Jagalah kehormatanmu

Apabila kita sudah dipercayai oleh orang yang berada di tengah-tengah kita, maka jagalah sikap yang baik agar kehormatan kita tidak hilang. Apabila kita berbuat semena-mena, sedangkan masyarakat yang berada di tengah-tengah kita sudah mempercayai kita, maka akan hilang kehormatan kita itu di hadapan mereka, dan kita pun tidak dipercayai lagi oleh masyarakat. Maka dari itu,apabila kita sudah dipercayai oleh masyarakat maka jagalah kehormatan kita itu.

„« Tundukkanlah pandanganmu dari (wanita)

Wanita yang bukan mahram, menurut Islam apabila kita memegangnya maka hukumnya haram. Padahal, sekarang banyak anak-anak muda yang berpacaran, hingga sampai saling berpegangan, bahkan lebih dari itu. Sedangkan di dalam Islam, hukum berpacaran itu sudah jelas-jelas HARAM, tapi perbuatan pacaran itu terus dilakukan oleh kalangan remaja muslim, dan yang lebih runyam, tidak jarang pula karena akibat berpacaran itu sampai melakukan aborsi. Belum lagi banyak orang tua yang membiarkan anaknya berpacaran, bahkan ada pula orang tua yang sengaja memotivasi anaknya untuk berpacaran, demi mendapatkan jodoh. Padahal, orang tua yang bijaksana, seharusnya mendidik anaknya dengan benar sesuai syariat Islam, dan jangan sampai anaknya terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

„« Hentikanlah lencang tanganmu (jangan suka memukul)

Perilaku ini biasanya dilakukan oleh kalangan pemuda terhadap anak-anak yang lebih kecil. Biasanya, secara diam-diam anak yang lebih kecil itu tiba-tiba dijewer, dijitak, dicubit, dll. Atau kadang sesama teman sebaya jua sering terjadi, inilah saalah satu yang dimaksud dengan ¡¥hentikan lencang tanganmu¡¦, oleh karena kami sarankan kepada bapak-bapak yang sayang terhadap anaknya dunia-akhirat, sebaiknya rajin mengajari putra-putrinya agar tidak lagi senang memukul teman-temannya.

(* Penulis, adalah Cover Boy pada kolom ¡¥Karya Tulis Santri¡¦, lahir di Cirebon tanggal 30 September 1996, menjadi santri Ribath Almurtadla sejak bulan Agustus tahun 2005, sedangkan jenjang sekolah formal hanyalah sampai kelas dua SDN Pakusamben Babakan Cirebon).
SUMBER: pejuangislam.com
Baca Yang Selanjutnya......

Zina Merajalela

ZINA MERAJALELA

Oleh
Al-Ustadz Muhammad Arifin Badri


Zina termasuk dalam perbuatan dosa besar. Di antara penyebab seseorang terjerumus ke dalam perbuatan yang nista ini, ialah karena rendahnya iman dan moral masyarakat, serta saking gampangnya mempertontonkan aurat secara murah dan vulgar, terutama yang terjadi di kalangan kaum wanita.

Sebagian faktor yang menyuburkan perilaku hina ini, ialah merajalelanya pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan. Tanpa takut dengan beban dosa, seluruh inderanya menerawang menikmati segala sesuatu yang tidak halal baginya. Ini menjadi langkah pertama bagi seseorang terjerumus ke jurang perbuatan zina yang nista. Oleh karena itu, Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan agar manusia tidak terperangkap perzinaan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

Dan katakan kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami atau ayah, atau ayah suami atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara laki-laki atau putra-putra saudara laki-laki atau putra-putra saudari perempuan mereka, atau wanita-wanita muslimah atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (kepada wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". [An-Nûr/24:30-31]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

كُتِبَ على بن آدَمَ نَصِيبُهُ من الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذلك لا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذلك الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ ( متفق عليه )

"Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya". [Muttafaqun 'alaih]

Para ulama menyatakan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memulai dengan menyebutkan zina mata, karena zina mata adalah asal usul terjadinya zina tangan, lisan kaki, dan kemaluan[1]. Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa waspada dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi perangkap-perangkap perzinaan, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan nista ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala :

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk" [Al-Isrâ`/17:32]


Zina itu sendiri merupakan hutang yang pasti harus ditebus, dan tebusannya ada pada keluarga kita. Pepatah menyatakan:

عِفُّوْا تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَبِرُّوْا أَبَاءَكُمْ يَبِرَّكُمْ أَبْناَؤُكُمْ

(Jagalah dirimu, niscaya istri dan anakmu akan menjaga dirinya. Dan berbaktilah kepada orang tuamu, niscaya anakmu akan berbakti kepadamu).[2]

Dalam pepatah Arab lainnya disebutkan:

الزِّنّا دَيْنٌ قَضَاؤُهُ فِي أَهْلِكَ


(Perbuatan zina adalah suatu piutang, dan tebusannya ada pada keluargamu).

Kita seyogyanya bertanya kepada hati nurani masing-masing, relakah bila anak gadis kita, atau saudara wanita, atau ibu kita dizinai oleh orang lain? Bila tidak rela, maka janganlah berzina dengan anak atau saudara wanita atau ibu orang lain! Bila anda telah tega menzinai anak atau saudara wanita atau ibu seseorang, maka semenjak itu, ingatlah selalu, pada suatu saat perbuatan yang serupa akan menimpa anak gadis anda atau saudara wanita anda, atau bahkan ibu anda!

Atas dasar itu, hendaklah kita senantiasa berpikir panjang bila tergoda setan untuk melakukan perbuatan zina, baik zina kemaluan, zina pandangan, atau lainnya. Sebagaimana kita senantiasa mengingat pedihnya hukuman Allah di dunia dan akhirat, sehingga kita tidak mudah terjerembab ke dalam lembah kenistaan ini.

HUKUMAN BAGI PEZINA
Salah satu bentuk hukuman yang diberikan Islam bagi pezina, selain dicambuk ialah diharamkannya menikah dengannya hingga kemudian ia bertaubat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ 

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik( pula)". [An-Nûr/24:26]

Sebagian ulama ahli tafsir menyatakan, ayat ini ada kaitannya dengan ayat ke-3 surat an-Nûr, yaitu firman Allah Ta'ala, yang artinya: Lelaki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh lelaki yang berzina atau lelaki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.

Sehingga penafsiran ayat ini menunjukkan, laki-laki yang tidak baik, pasangannya adalah wanita yang tidak baik pula. Sebaliknya, wanita yang tidak baik, pasangannya ialah orang yang tidak baik pula. Haram hukumnya bagi laki-laki yang baik atau wanita yang baik menikahi wanita atau lelaki yang tidak baik.[3]

Sebagian ulama menjabarkan penafsiran ini secara lebih jelas: "Barang siapa yang menikahi wanita pezina yang belum bertaubat, maka ia telah meridhai perbuatan zina. Dan orang yang meridhai perbuatan zina, maka seakan ia telah berzina. Bila seorang lelaki rela andai istrinya berzina dengan lelaki lain, maka akan lebih ringan baginya untuk berbuat zina. Bila ia tidak cemburu ketika mengetahui istrinya berzina, maka akankah ada rasa sungkan di hatinya untuk berbuat serupa? Dan wanita yang rela bila suaminya adalah pezina yang belum bertaubat, maka berarti ia juga rela dengan perbuatan tersebut. Barang siapa rela dengan perbuatan zina, maka ia seakan-akan telah berzina. Bila seorang wanita rela andai suaminya merasa tidak puas dengan dirinya, maka ini pertanda bahwa iapun tidak puas dengan suaminya".

KEWAJIBAN PELAKU PERZINAAN
Oleh karena itu, orang yang terlanjur terjerumus ke dalam perbuatan nista ini, hendaklah segera kembali kepada jalan yang benar. Hendaklah disadari, bahwa perbuatan zina telah meruntuhkan kehormatan dan jati dirinya. Begitu pula hendaklah ia senantiasa waspada dengan balasan Allah Ta'ala yang mungkin akan menimpa keluarganya.

Bila penyesalan telah menyelimuti sanubari, dan tekad tidak mengulangi perbuatan nista ini telah bulat, istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa dipanjatkan; bila jalan-jalan yang akan menjerumuskan kembali ke dalam kenistaan ini telah ditinggalkan, maka semoga berbagai dosa dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatan ini dapat terhapuskan. Lantas, bagaimana halnya dengan hukuman dera atau cambuk yang belum ditegakkan atas pezina tersebut, apakah taubatnya dapat diterima?

Ada satu kisah menarik pada zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . Adalah Sahabat Mâ'iz bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu mengaku kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia telah berzina. Berdasarkan pengakuan ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar ia dirajam. Tatkala rajam telah dimulai, dan Sahabat Maa'iz merasakan pedihnya dirajam, ia pun berusaha melarikan diri. Akan tetapi, para sahabat yang merajamnya berusaha untuk mengejarnya dan merajamnya hingga meninggal. Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam diberitahu bahwa Maa'iz Radhiyallahu 'anhu berusaha melarikan diri, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(هَلاَّ تَرَكْتُمُوْهُ لَعَلَّهُ أَنْ يَتُوْبَ فَيَتُوْبَ اللهُ عَلَيْهِ ) . أخرجه أحمد وأبو داود وابن أ بي شيبة

"Tidahkah kalian tinggalkan dia, mungkin saja ia benar-benar bertaubat, sehingga Allah l akan mengampuninya?" [HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Abi Syaibah]

Berdasarkan hadits ini dan hadits lainnya, para ulama menyatakan bahwa orang yang berzina, taubatnya dapat diterima Allah Shallallahu 'alaiohi wa sallam, walaupun tidak ditegakkan hukum dera atau rajam baginya. Di antara yang menguatkan pendapat ini ialah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Dan orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan atas dosanya. Yakni akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari Kiamat, dan ia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatannya diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Al-Furqân/68-70]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Kejelekan yang telah lalu melalui taubatnya yang sebenar-benarnya akan berubah menjadi kebaikan. Yang demikian itu, karena setiap kali pelaku dosa teringat lembaran kelamnya, ia menyesali, hatinya pilu, dan bertaubat (memperbaharui penyesalannya). Dengan penafsiran ini, dosa-dosa itu berubah menjadi ketaatan kelak pada hari Kiamat. Walaupun dosa-dosa itu tetap saja tertulis atasnya. Akan tetapi, semua itu tidak membahayakannya. Bahkan akan berubah menjadi kebaikan pada lembaran catatan amalnya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits-hadits shahîh, dan keterangan ulama Salaf." [4]

BOLEHKAH MENIKAH DENGAN PEZINA YANG SUDAH BERTAUBAT?
Menurut pendapat mayoritas ulama yang memiliki kredibilitas keilmuan, mereka membolehkan pernikahan dengan pelaku perzinaan yang benar-benar telah bertaubat.

Syaikh asy-Syinqithi rahimahullah berkata: "Ketahuilah, menurutku, pendapat ulama yang paling kuat ialah: bila lelaki pezina dan wanita pezina telah berhenti dari perbuatan zina, mereka menyesali perbuatannya dan bertekad tidak mengulanginya, maka pernikahan mereka sah. Sehingga seorang lelaki dibenarkan untuk menikahi wanita yang pernah ia zinahi setelah keduanya bertaubat. Sebagaimana dibolehkan bagi orang lain untuk menikahinya, tentunya setelah mereka bertaubat. Yang demikian itu, karena orang yang telah bertaubat dari dosa bagaikan orang yang tidak pernah melakukan dosa". [5]

Bila pezina itu seorang wanita, dan ia hamil dari hasil perzinaannya, maka untuk dapat menikahinya disyaratkan hal lain, yaitu wanita itu telah melahirkan anak yang ia kandung, sebagaimana ditegaskan pada fatwa Komite Tetap Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia berikut: "Tidak dibenarkan menikahi wanita pezina dan tidak sah akad nikah dengannya, hingga ia benar-benar telah bertaubat dan telah selesai masa iddahnya".[6]

APAKAH HARUS MENGAKUI MASA KELAMNYA KEPADA CALON PASANGAN?
Salah satu wujud dari taubat seseorang dari perbuatan dosa, ialah tidak menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain. Karena menceritakan lembaran kelam kepada orang lain merupakan pertanda lemahnya rasa malu, penyesalan dan lemahnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan menceritakannya menjadi pertanda adanya kebanggaan dengan perbuatannya yang nista itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ عَمَلاً بِاللَّيْلِ ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ . فَيَقُوْلُ : يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتْرَ اللهِ عَنْهُ .( متفق عليه )

"Setiap ummatku akan diampuni, kecuali orang-orang yang berterus-terang dalam bermaksiat. Dan di antara perbuatan berterus-terang dalam bermaksiat ialah, bila seseorang melakukan kemaksiatan pada malam hari, lalu Allah telah menutupi perbuatannya, akan tetapi ia malah berkata: "Wahai fulan, sungguh tadi malam aku telah berbuat demikian dan demikian," padahal Rabbnya telah menutupi perbuatannya, justru ia malah menyingkap tabir Allah dari dirinya". [Muttafaqun 'alaih]

Pada hadits lain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(اجْتَنِبُوْا هَذِهِ الْقَاذُوْرَةَ الَّتِي نَهَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا ، فَمَنْ ألم فَلْيَسْتَتِرْ بِسَتْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ يُبْدِ لَنَا صَفْحَتَهُ نُقِمْ عَلَيْهِ كِتَابَ الله)

"Jauhilah olehmu perbuatan-perbuatan nista yang telah Allah Azza wa Jalla larang, dan barang siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia menutupi dirinya dengan tabir Allah Azza wa Jalla , karena barang siapa yang menampakkan kepada kami jati dirinya, maka kamipun akan menegakkan hukum Allah" [Riwayat al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albâni]

Berdasarkan dalil ini dan juga dalil lainnya, para ulama menyatakan, dianjurkan bagi orang yang telah terjerumus dalam perbuatan dosa agar merahasiakan dosanya itu dan tidak menceritakannya. Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang wanita yang pernah berbuat zina dan sudah bertaubat menceritakan masa silamnya kepada siapapun, termasuk kepada laki-laki yang melamarnya. Terlebih, bila wanita itu benar-benar telah bertaubat dan menyesali dosanya. Karena yang wajib untuk diceritakan kepada laki-laki yang melamar adalah cacat atau hal-hal yang akan menghalangi atau mengurangi kesempurnaan hubungan suami istri[7]. Adapun perbuatan dosa, terlebih yang telah ditinggalkan dan telah disesali, maka tidak boleh diceritakan, karena siapakah dari kita yang tidak pernah berbuat dosa?

PENUTUP
Pada kesempatan ini, saya merasa perlu untuk mengingatkan saudara-saudaraku, agar senantiasa menjadikan pasangan hidupnya sebagai cermin dari jati dirinya. Bila anda menjadi marah atau benci karena mengetahui adanya kekurangan pada pasangan anda, maka ketahuilah, anda pun memiliki kekurangan serupa atau lainnya, yang mungkin lebih besar dari kekurangannya.

Bila anda merasa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasangan anda, maka ketahuilah, ia pun memiliki kelebihan yang tidak ada pada diri anda. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berpesan kepada kita dengan sabdanya:

لا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مؤمنة إن كَرِهَ منها خُلُقًا رَضِيَ مِنْهاَ آخَرَ

"Janganlah seorang mukmin membenci wanita mukmin, bila ia membenci suatu perangai darinya, niscaya ia suka dengan perangai yang lain" [Muslim]

Demikianlah, seyogyanya seorang muslim bersikap dan berfikir, tidak sepantasnya bersifat egois, hanya suka menuntut, akan tetapi tidak menyadari kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. Bila kita menuntut agar pada diri calon pasangan kita memiliki berbagai kriteria yang sempurna, maka ketahuilah, calon pasangan kita pun memiliki berbagai impian tentang pasangan hidup yang ia dambakan. Karenanya, sebelum kita menuntut, terlebih dahulu wujudkanlah tuntutan kita pada diri kita sendiri. Dengan demikian, kita akan dapat berbuat adil dan tidak semena-mena bersikap dan dalam menentukan kriteria ideal calon pasangan hidup.

Semoga pemaparan singkat ini bermanfaat bagi kita, dan semoga Allah Ta'ala mensucikan jiwa kita dari noda-noda kenistaan. Wallahu Ta'ala A'lam bish-Shawab.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_________
Footnotes
[1]. Lihat Fathul-Bâri, Ibnu Hajar al-Asqalâni (11/504) dan Faidhul-Qadîr, al-Munawi (2/247).
[2]. Majmu' Fatâwâ, Ibnu Taimiyyah, 15/315-323.
[3]. Lihat Tafsîr ath-Thabari, Ibnu Jarir (18/108), Tafsîr al-Qurthubi (12/211), Majmu' Fatâwâ, Ibnu Taimiyyah (15/322), dan Tafsîr Ibnu Katsîr (3/278).
[4]. Tafsîr Ibnu Katsîr, 3/328.
[5]. Adhwâ'ul-Bayân, Muhammad al-Amîn asy-Syinqithi, 5/429.
[6]. Majmu' Fatâwâ, Lajnah ad-Dâ`imah, 18/383, fatwa nomor 17776.
[7]. Lihat asy-Syarhul-Mumti', Ibnu 'Utsaimîn, 12/203.


Baca Yang Selanjutnya......

Untuk Apa Kita diciptakan?

Penulis : Al ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Kehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak tahu untuk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini.

Kalau kita melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar”, “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yang menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh dengannya segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala jenis makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan.

Binatang ada dengan berbagai jenis, bentuk, dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan segala jenisnya dan buah-buahan dengan segala rasa dan warnanya. Laut yang sangat luas dan segala rizki yang ada di dalamnya semuanya mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya.
Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan yang lain. Allah berfirman:
“Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mu’minun: 115)

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah: 36)

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.(Shad: 27)

”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (Ad Dukhan: 38)

Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan yang ada di langit serta apa yang ada di antara keduanya tidak ada yang sia-sia. Lalu untuk siapakah semuanya itu?

Mari kita melihat keterangan Allah di dalam Al Qur’an:
“Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.” (Al Baqarah: 22)

”Dia Allah yang telah menjadikan segala apa yang di bumi untuk kalian.” (Al Baqarah: 29)

“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.” (Al Mu’min: 64)

Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (1/60) mengatakan: “Allah mengeluarkan bagi mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al Qur’an.”

As-Sa’di mengatakan di dalam tafsir beliau hal. 30: ”Allah menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya agar manfaatnya kembali kepada kita.”

Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yang ada di langit dan di bumi dipersiapkan untuk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya.

Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dengan dipersiapkan baginya segala kenikmatan, tentu memiliki tujuan yang agung dan mulia. Lalu untuk apakah tujuan mereka diciptakan?

Tujuan Diciptakan Manusia
Manusia dengan segala nikmat yang diberikan Allah memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan makhluk yang lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan untuk satu tujuan yang mulia, agung, dan besar. Tujuan inilah yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”(Adz Dzariat:56)

Abdurrahman As Sa’di dalam tafsir beliau mengatakan: “Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, menghadap dengan segala yang dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”

Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia tidak lain hanya untuk membantu mereka dalam mewujudkan tugas dan tujuan yang mulia ini.

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid (1/27) mengatakan: “Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab, dan jika tujuan diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya binatang, niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu’ Fatawa (1/4) mengatakan: “Maka sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah ‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dengan cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak dikatakan ibadah kecuali apa yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang wajib atau sunnah.”

Makna Ibadah
Ibadah secara bahasa artinya menghinakan diri. Sedangkan menurut syariat, Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Nama dari segala yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya (yang terdiri) dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yang nampak ataupun yang tidak nampak.” (Al ‘Ubudiyyah, 38)

Macam Ibadah
Dari definisi Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada dua bentuk yaitu ibadah yang nampak dan tidak nampak. Atau dengan istilah lain ibadah dzahiriyyah dan ibadah bathiniyyah; atau dengan istilah lain lagi ibadah badaniyyah dan ibadah qalbiyyah.

Ibadah badaniyyah atau dzahiriyyah adalah segala praktek ibadah yang dapat dilihat melalui gerakan anggota badan yang diridhai Allah dan yang dicintai-Nya seperti shalat, zakat, puasa, berhaji, berdzikir, berinfak, menyembelih, bernadzar, menolong orang yang membutuhkan dan sebagainya. Adapun ibadah bathiniyyah atau ibadah qalbiyyah adalah ibadah yang terkait dengan hati dan tidak nampak seperti takut, tawakkal, berharap, khusyu’, cinta, dan sebagainya.

Dari kedua jenis ibadah ini, yang paling banyak kaum muslimin terjebak padanya adalah yang berkaitan dengan ibadah bathiniyyah atau ibadah hati dikarenakan sedikit dari kaum muslimin yang mengetahuinya.

‘Ubudiyyah dan Tingkatannya

Telah berbicara para ulama tentang tingkatan ‘ubudiyah ini berdasarkan apa yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an.

Pertama, ‘ubudiyyah yang bersifat umum.

Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh setiap makhluk Allah yang muslim atau yang kafir. Inilah yang diistilahkan dengan ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah. Allah berfirman:
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (Maryam: 93).

Tentu di dalam ayat ini masuk juga orang-orang kafir.

Kedua, ‘ubudiyyah ketaatan yang bersifat umum.
Ini mencakup ketundukan setiap orang terhadap syariat Allah, sebagaimana firman Allah:
“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati (tawadhu’).” (Al Furqan: 63)

Ketiga, ‘ubudiyyah yang khusus.
Ubudiyyah yang khusus ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh:
“Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku yang bersyukur.” (Al Isra’: 3).

Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah:
“Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami” (Al Baqarah: 23).

Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul:
“Dan ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang memiliki perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.” (Shad: 45).

Ini merupakan ‘ubudiyyahnya para rasul yang tidak ada seorangpun akan bisa mencapainya. (Al Qaulul Mufid, 1/36)

Syarat Diterimanya Ibadah
Tentu sebagai orang yang dikenai beban syariat tidak menginginkan jikalau ibadah, pengabdian, dan pengorbanan kita tidak bernilai di hadapan Allah. Telah sepakat para ulama Ahlus Sunnah bahwa sebuah ibadah akan diterima oleh Allah dengan dua syarat, yaitu “mengikhlaskan niat semata-mata untuk Allah” dan “mengikuti sunnah Rasulullah.”

Kedua syarat ini merupakan makna dari dua kalimat syahadat “Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah.” Kesepakatan Ahlus Sunnah dengan kedua syarat ini dilandasi Al Qur’an dan hadits, di antaranya adalah firman Allah:
“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya.” (Al-Bayyinah: 5).

Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya amal itu sah dengan niat dan seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku maka amalannya tertolak.” (HR. Muslim)

Wallahu a’lam.

http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=88


Baca Yang Selanjutnya......

Kumpulan Hadits Shohih




KUMPULAN BEBERAPA HADITS SHAHIH

Dari Kitab Bukhari dan Muslim




  1. Dari
    Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab ra. berkata: Aku telah
    mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bangunan Islam itu atas lima perkara
    Mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu
    Utusan Allah, Mendirikan Shalat, Mengeluarkan Zakat, Mengerjakan Haji ke
    Baitullah dan Puasa bulan Ramadhan."

    (Bukhari - Muslim)




  2. Dari Abi Hamzah Anas
    bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah berkata: "Tidak
    sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia
    mencintai dirinya sendiri."

    (Bukhari - Muslim)





  3. Dari Ibni Mas'ud ra.
    telah berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Tidak halal darah seorang
    muslim kecuali disebabkan salah satu dari tiga perkara: Duda/janda yang
    berzina, Pembunuhan dibalas bunuh, Orang meninggalkan agamanya, memisahkan
    diri dari jama'ah (murtad)."

    (Bukhari - Muslim)





  4. Dari Abu Musa
    (Abdullah) bin Qais al-asy'ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya
    mengenai orang-orang yang berperang karena keberanian, karena kebangsaan
    atau karena kedudukan manakah diantara semua itu yang disebut fisabilillah?
    Rasulullah saw menjawab, "Siapa yang berperang semata-mata untuk
    menegakkan kalimatullah (agama Allah) maka itulah fisabilillah."

    (Bukhari - Muslim)





  5. Dari Abu Bakrah (Nufa'i)
    bin al Harits ats Tsaqafy berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila dua
    orang Muslim berhadapan dengan pedang masing-masing maka pembunuh dan
    terbunuh keduanya sama-sama masuk neraka. Abu Bakrah bertanya, "Ya
    Rasulullah, yang membunuh jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh
    juga demikian? Rasulullah saw menjawab, "Karena ia juga memiliki niat
    sungguh-sungguh akan membunuh lawannya."

    (Bukhari - Muslim)





  6. Dari Anas bin Malik
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah lebih suka
    menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang
    menemukan kembali tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di
    tengah hutan."

    (Bukhari - Muslim)





  7. Dari Abu Said dan Abu
    Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seorang Muslim
    itu menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan hati)
    hingga tertusuk duri melainkan semua itu akan menjadi penebus
    kesalahan-kesalahannya."

    (Bukhari - Muslim)





  8. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata, Rasulullah bersabda, "Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat
    membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan
    tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa
    nafsunya pada waktu marah."

    (Bukhari - Muslim)





  9. Dari Abu Khalid
    (Hakim) bin hizam r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda , Penjual dan
    pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah maka
    jika benar dan jelas keduanya, diberkahi jual beli itu tetapi jika
    menyembunyikan dan berdusta maka terhapus berkah jual beli itu."

    (Bukhari - Muslim)





  10. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, "Ya
    Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw
    menjawab, "Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada
    harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu
    jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di
    tenggorokan (hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian,
    untuk si fulan sekian."

    (Bukhari - Muslim)





  11. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Neraka tertutup oleh berbagai syahwat
    dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan
    keberatan."

    (Bukhari - Muslim)





  12. Dari Anas r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga,
    kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya
    dan tetap tinggal padanya yang satu yaitu amal perbuatannya."

    (Bukhari - Muslim)





  13. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengambil hak orang lain
    walau sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi."

    (Bukhari - Muslim)





  14. Dari Abdullah bin Amr
    bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah
    yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya.
    Seorang
    Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  15. Dari Usamah
    bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku berdiri di muka pintu
    surga tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang
    fakir miskin sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan
    kekayaanya dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka
    maka ketika saya berdiri di dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan
    kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang perempuan."

    (Bukhari - Muslim)





  16. Dari Anas
    r.a. berkata: Seorang Arab bertanya kepada Rasulullah saw, "Bilakah hari
    kiamat?" Rasulullah saw menjawab, "Apakah bekalmu untuk menghadapinya?" Ia
    menjawabnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka Rasulullah saw bersabda,
    "Engkau akan berkumpul dengan orang yang engkau cintai."

    (Bukhari - Muslim)





  17. Dari
    Abdullah bin Mas'ud ra meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah
    saw tentang perbuatan apa yang paling disukai Allah Ta'ala. Rasulullah
    menjawab, "Menjalankan shalat pada waktu yang ditetapkan." Saya bertanya,
    "Dan sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berbuat baik kepada orang tua." Saya
    bertanya, "Dan sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah."


    (Bukhari)





  18. Dari Umar
    ra. dan Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jibril
    selalu memperingatkanku tentang hak-hak tetangga  sehingga aku cenderung
    percaya bahwa ia bisa-bisa akan memberi mereka bahkan hak-hak warisan

    (Bukhari)





  19. Dari Abu
    Bakar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak usahkan aku
    menceritakan tentang dosa terburuk?" Kami berkata, "Katakanlah, ya
    Rasulullah!" Rasulullah saw bersabda, "Menyekutukan seseorang dengan Allah
    dan tidak patuh terhadap orang tua." Rasulullah saw sedang bersandar
    kemudian duduk tegak seraya bersabda, "Hati-hatilah dari berkata dusta."
    Beliau terus mengulang-ulangi perkataan beliau itu sehingga kami memohon
    agar berkenan menghentikannya.

    (Bukhari)





  20. Dari 'Aisyah
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bakal ada tentara yang menyerang
    Ka'bah tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka
    semua dibinasakan dari yang pertama hingga yang terakhir." 'Aisyah r.a.
    bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa mereka semua dibinasakan padahal diantara
    mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?" Rasulullah saw
    menjawab, "Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat
    masing-masing."

    (Bukhari - Muslim)





  21. Dari Ibnu
    Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku bermimpi seolah-olah aku
    bersiwak (menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku
    berikan siwak itu kepada yang kecil tetapi aku ditegur, "Dahulukan yang
    besar maka aku berikan kepada yang besar."

    (Bukhari - Muslim)





  22. Dari Musa
    al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang itu akan
    berkumpul bersama orang yang dikasihinya."

    (Bukhari - Muslim)





  23. Dari Sa'ad
    bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada'
    dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja  merenggut nyawaku lalu aku
    berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup
    berat sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku
    kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua
    pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata,
    "Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja
    dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan
    ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau
    tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia.
    Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut
    keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga
    sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu."

    Aku berkata, "Ya
    Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?"
    Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau
    beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
    melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu.
    Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang
    banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw
    berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan
    jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." Tetapi yang
    kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia
    meninggal dunia di Makkah.

    (Bukhari - Muslim)





  24. Dari Abu Sa'id (Sa'ad
    bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah
    terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh
    sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim
    lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya
    saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku
    untuk bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun
    dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian
    ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun
    menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk
    bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu
    untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang
    yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan
    jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat penjahat."
    Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka
    bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat
    berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh
    hatinya." Malaikat siksa berkata, "Ia belum pernah berbuat kebaikan sama
    sekali." Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru
    penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara
    dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat,
    masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu
    dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju,
    kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."


    (Bukhari - Muslim)





  25. Dari Utsman bin Affan
    ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki
    waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan
    memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu
    selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."

    (Muslim)





  26. Dari Imran bin Hushain
    ra., Rasulullah saw bersabda: "Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk
    surga tanpa hisab." Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka, ya Rasulullah?"
    Rasulullah saw bersabda, "Mereka adalah orang yang tidak beristirqa' (meminta
    pengobatan dengan cara jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan
    nasib kepada terbangnya burung), tidak melakukan pengobatan dengan cara
    membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara dan orang-orang yang
    bertawakkal kepada Rabb mereka."

    (Muslim)





  27. Dari Abdillah bin
    Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang yang mempunyai sifat
    sombong sedikit saja di dalam hatinya tidak akan masuk surga." Seseorang
    berkata, "Bagaimana halnya ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian
    yang indah dan sepatu-sepatu yang indah?" Rasulullah saw bersabda, "Allah
    itu indah dan Allah menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong
    jika ia mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan
    terhadap kebenaran danmemandang orang lain rendah."

    (Muslim)





  28. Dari Abu Hurairah
    (Abdurrahman bin Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat
    berjama'ah pahalanya melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan
    atau di rumah, dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika
    seseorang telah menyempurnakan wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan
    lain selain shalat maka tidak bertindak selangkah melainkan diangkat
    sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid.
    Apabila telah berada di dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat
    selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu shalat)
    dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama ia dalam
    majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya Allah,
    ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak
    mengganggu dan belum berhadats di tempat itu."

    (Bukhari - Muslim)





  29. Dari Abdullah bin
    Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah mencatat
    segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan
    keduanya maka barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu
    dikerjakannya maka akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah
    hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih dari itu.Dan apabila ia berniat
    akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak dikerjakannya maka Allah
    mencatat baginya satu hasanat dan jika niat itu dilaksanakannya maka
    ditulis baginya satu sayyiat."

    (Bukhari - Muslim)





  30. Dari Abi Hurairah ra.
    meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Lazimnya, seseorang mengawini
    seorang wanita karena empat alasan: karena kekayaannya; karena martabat
    keluarganya; karena kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik
    pilihlah ia karena kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati."

    (Bukhari)





  31. Dari Adiyyi bin Hatim
    ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersedekahlah supaya
    engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah
    kurma."

    (Bukhari)





  32. Dari Abi Hurairah ra.
    menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Saya bersaksi dengan nama
    Allah, ia bukan orang yang beriman. Saya bersaksi dengan nama Allah, ia
    bukan orang yang beriman.





  33. Dari Abi Hurairah ra.
    menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda,"Malanglah ia, malanglah ia,
    malanglah ia. Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari tua
    ibu-bapaknya, tetapi gagal memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati
    mereka)."

    (Muslim)





  34. Dari Abi Sa'id Al-Khudri
    ra. telah berkata: Aku telah dengar Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa
    diantaramu melihat kemungkaran hendaklahia merobahnya dengan tangannya,
    jika ia tak sanggup maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka dengan
    hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman."

    (Muslim)





  35. Dari Abi Hurairah ra.
    berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa berbuat zhalim kepada
    saudaranya yang seiman dari hartanya atau sebagian dari itu, maka
    henndaklah ia menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang
    hari dimana dinar dan dirham tidak memberi manfaat apa-apa.Bila ia
    mempunyai amal shaleh maka amal tersebut diberikan kepada saudaranya yang
    dizhaliminya. Namun jika ia tidak memiliki amal shaleh maka dosa yang
    dizhaliminya, ditimpakan kepadanya."

    (Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)





  36. Dari Sahl bin Sa'ad ra.
    bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim
    di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya danjari
    tengah sambil membuka keduanya)

    (Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)





  37. Dari Nu'man bin Basyir
    ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Adzab neraka yang paling ringan pada
    hari kiamat ialah seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya
    dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana ia
    tidak melihat ada orang lain yang mendapat adzab lebih berat darinya,
    padahal itu adzab neraka yang paling ringan."

    (Muttafaq 'Alaih)





  38. Dari Abdullah bin Umar
    r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di
    masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa
    bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua
    itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu
    gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh
    tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika
    kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian
    lakukan dahulu." Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya
    mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman
    susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada
    keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh
    menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya
    hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus
    memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya
    tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum
    ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah
    keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu
    anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika
    saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka
    lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit
    hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang
    kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis
    pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina
    dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia
    menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan
    padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan
    menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya
    telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah
    kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang
    halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih
    menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan
    kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata
    karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini."
    Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar
    daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu
    menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari
    ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari
    mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan
    upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan
    upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak.
    Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan
    berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku
    menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan
    budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba
    Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak
    mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan
    tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat
    itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan
    ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar
    dengan selamat."

    (Bukhari - Muslim)





  39. Dari Atha' bin Abi
    Rabah berkata: Ibnu 'Abbas r.a. berkata, "Sukakah saya tunjukkan kepadamu
    seorang wanita ahli syurga?" Saya menjawab, "Baiklah." Berkata Ibnu 'Abbas,
    "Itulah wanita yang hitam." Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah
    saw dan berkata, "Ya Rasulullah, saya berpenyakit ayan hingga terbuka
    aurat maka doakan kepada Allah untuk kesembuhanku." Rasulullah saw
    menjawab, "Jika engkau sabar engkau akan mendapat surga dan jika engkau
    tetap meminta aku, aku doakan, akupun tidak keberatan." Wanita itu
    menjawab, "Saya akan sabar tetapi doakan supaya tidak sampai terbuka aurat
    saya."

    (Bukhari - Muslim)





  40. Dari Abdullah bin 'Abbas
    dan Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan
    seorang anak Adam (manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin
    mempunyai dua lembah dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan
    kerakusannya kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan
    memberi taubat kepada siapa yang bertaubat."

    (Bukhari - Muslim)





  41. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tertawa melihat dua orang yang
    telah bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di
    jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk
    Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula."


    (Bukhari - Muslim)





  42. Dari Abi Hurairah ra.
    bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hak kewajiban seorang muslim atas muslim
    lainnya ada lima. Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit.
    Ketiga mengantar jenazah. Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo'akan
    orang yang bersin."

    (Muttafaq 'Alaih)





  43. Dari Sahl bin Hanif
    bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa meminta mati syahid kepada
    Allah dengan jujur, pasti akan Allah sampaikan ia ke tingkat para syuhada
    sekalipun mati di atas tempat tidur."

    (Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)





  44. Dari Abi Hurairah ra.
    bahwa Rasulullah saw bersabda, "Setiap anggota badan manusia wajib atasnya
    sedekah, setiap hari bila terbit matahari engkau damaikan antara dua orang
    yang berselisih, itu adalah sedekah dan menolong orang berkenaan dengan
    kendaraannya, engkau mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke
    atas kendaraannya, itu adalah sedekah dan setiap langkah untuk shalat
    adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu rintangan dari jalan adalah
    sedekah."

    (Bukhari - Muslim)





  45. Dari Abdillah bin 'Amr
    bin Al-'Ash ra. bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang memiliki
    empat sifat maka ia munafik murni dan barangsiapa memiliki satu darinya,
    berarti ia mempunyai satu sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia
    berkhianat, bila bicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika
    bersengketa ia membongkar rahasia terdahulu."

    (Bukhari - Muslim)





  46. Dari Utsman bin Affan
    ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Orang yang terbaik dari
    antaramu ialah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya kepada
    orang lain."

    (Bukhari)





  47. Dari Anas r.a. berkata,
    Nabi saw masuk masjid tiba-tiba beliau menemukan tali yang terulur di
    antara dua tiang. Nabi saw bertanya, "Tali apakah ini?" Jawab orang banyak,
    "Tali kepunyaan Zainab kalau ia merasa capai berdiri shalat, ia
    berpegangan dengannya." Maka Nabi saw bersabda, "Lepaskan tali itu.
    Hendaklah shalat dilakukan dalam keadaan tangkas, cekatan dan apabila
    letih (mengantuk) hendaklah tidur."

    (Bukhari - Muslim)





  48. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika mengantuk salah seorang dari kamu
    dalam mengerjakan shalat hendaklah ia tidur sehingga hilang rasa kantuknya.
    Sesungguhnya jika seseorang mengerjakan shalat dengan mengantuk,
    jangan-jangan ia akan membaca istighfar lalu mengigau mengumpat dirinya
    sendiri."

    (Bukhari - Muslim)





  49. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam
    kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu
    sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi
    mereka. Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah
    perkara itu dan jika aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat
    tenagamu."

    (Bukhari - Muslim)





  50. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Semua umatku selamat kecuali
    orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan termasuk
    mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian
    pagi harinya diceritakan pada orang lain padahal semalaman itu Allah
    menutupinya sedangkan pagi harinya ia membuka sendiri apa yang ditutupi
    oleh Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  51. Dari Abu Mas'ud al-Badri
    r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda, "Apabila salah seorang kamu
    membelanjai istrinya dengan mengharapkan pahala maka tercatat baginya
    sebagai sedekah."

    (Bukhari - Muslim)





  52. Dari Anas r.a. berkata:
    Nabi saw bersabda, "Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang
    sebenarnya kecuali kehidupan akhirat."

    (Bukhari - Muslim)





  53. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya
    harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati."

    (Bukhari - Muslim)





  54. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat seorang Mu'min
    didekatkan kepada Tuhan dengan dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya,
    "Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu?" Jawabnya, "Ya, saya tahu."
    Maka Allah berfirman, "Aku telah menutupi atasmu dunia dan kini aku
    mengampuninya darimu." Kemudian diberikan kepadanya suratan amal
    kebaikannya."

    (Bukhari - Muslim)





  55. Dari Anas r.a. berkata:
    Nabi saw bersabda, "Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan
    merasakan kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah
    melebihi cintanya kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia
    semata-mata karena Allah dan jika ia enggan kembali kafir setelah
    diselamatkan Allah daripadanya, sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam
    neraka."

    (Bukhari - Muslim)





  56. Dari 'Ubadah bin ash
    Shamit r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa percaya bahwa
    tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan
    utusan-Nya dan bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan
    kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya dan bahwa
    surga itu benar adanya (haq) maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam
    surga dengan amal perbuatannya (yang baik) seberapa pun adanya."

    (Bukhari - Muslim)





  57. Abu Hurairah r.a.
    telah mendengar Nabi saw bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu
    si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah
    mengutus Malaikat berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang
    yang belang dan bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan
    rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang
    jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga
    hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian
    ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta."
    Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU
    LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Kemudian
    datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah yang
    engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku
    yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang." Maka diusaplah orang
    botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian
    ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Lembu."
    Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU
    LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Lalu
    datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau
    inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat
    melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali.
    Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?"
    Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil
    didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada
    kekayaanmu itu)."

    Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri
    yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam
    rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia
    belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang
    telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat
    mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka
    saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu
    unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih
    banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah
    saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa
    denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang
    miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah
    mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta
    maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian
    pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si
    Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si
    Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga
    karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali
    seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta
    dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan
    berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam
    perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan
    Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan
    matamu, satu kambing saja untuk meneruskan

    perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah
    mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan
    memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka
    berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji
    maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."

    (Bukhari - Muslim)





  58. Dari Anas r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Janganlah seorang dari kamu mengharap-harapkan
    maut disebabkan oleh penderitaan yang dialaminya maka jika harus terpaksa
    berkata, ucapkanlah, ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII WA
    TAWAFFANII IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah aku
    selama hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu
    lebih baik bagiku)."

    (Bukhari - Muslim)





  59. Dari Abdullah bin
    Mas'ud r.a. berkata: Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah saw
    mengutamakan pembagian ghanimah kepada beberapa orang terkemuka dari
    bangsa Quraisy yang baru masuk Islam maka diberikan seratus unta kepada
    al-Aqra' bin Habis dan seratus ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan
    beberapa orang lainnya dari pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang
    berkata, "Demi Allah, pembagian ini tidak adil dan tidak karena Allah."
    Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada
    Rasulullah saw." Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada
    Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, "Siapakah yang adil, jika Allah
    dan Rasulullah dianggap tidak adil?" Kemudian beliau berdoa, "Semoga Allah
    tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih
    banyak dari ini tetapi sabar." Ibnu Mas'ud berkata, "Saya pasti tidak akan
    menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah saw sesudah
    kejadian ini."

    (Bukhari - Muslim)





  60. Dari Sulaiman bin
    Shurad r.a. berkata: ketika saya duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba
    ada dua orang saling memaki sedang salah satu telah merah wajahnya dan
    tegang pula urat lehernya maka Rasulullah saw bersabda, "Saya mengetahui
    suatu kalimat yang apabila kalimat itu dibaca, pasti hilang apa yang
    dirasakannya yaitu A'UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR RAJIIM."

    (Bukhari - Muslim)





  61. Dari Abdullah bin
    Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan terjadi sepeninggalku
    sifat monopoli (mementingkan diri sendiri) dan beberapa kemungkaran."
    Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana pesan tuan kepada kami
    menghadapi hal itu?" Nabi saw bersabda, "Tunaikanlah kewajibanmu dan
    mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu."

    (Bukhari - Muslim)





  62. Dari Abdullah bin
    Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah ditunjukkan kepadaku
    keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan
    yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada
    Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang
    besar, saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa
    dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana
    aku melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu
    dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa
    perhitungan (hisab)." Setelah itu Nabi bangun
    dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan
    orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin
    mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin
    mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan
    berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw
    kembali dan bertanya, "Apa yang sedang engkau bicarakan?" Mereka
    memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka
    yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib
    dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal).
    Maka bangunlah 'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan
    semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau
    termasuk golongan mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata,
    "Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi saw
    menjawab, "Engkau telah didahului oleh 'Ukkasyah."

    (Bukhari - Muslim)





  63. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Ketika Nabi saw masuk ke rumah kami bertepatan dengan adanya
    seorang wanita maka Nabi saw bertanya, "Siapakah wanita itu?" Jawab 'Aisyah,
    "Ini Falunah yang terkenal ibadah shalatnya banyak sekali." Maka Nabi saw
    bersabda, "Ah (kata yang menyatakan kurang senang), hendaklah ia
    mengerjakan menurut kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka
    Allah tidak akan jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang
    jemu beramal dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan
    terus-menerus."

    (Bukhari - Muslim)





  64. Dari Abu Musa r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu
    yang diutuskan Allah kepadaku adalah bagaikan hujan yang turun ke bumi.
    Ada tanah yang subur menerima air dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang
    banyak dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat
    menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang mengerti agama
    Allah lalu belajar dan mengajar dan orang yang tidak dapat menerima sama
    sekali petunjuk ajaran Allah yang diutuskan kepadamu."

    (Bukhari - Muslim)





  65. Dari 'Utban bin Malik
    r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, "Dimanakah
    Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak
    suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata
    demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA
    ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan api
    neraka kepada siapa yang mengucapkanLAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas
    karena Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  66. Dari Abu Zaid (Usamah)
    bin Zaid Haritsah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang
    dihadapkan di hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar
    usus perutnya lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang
    berputar di sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya
    sambil bertanya, "Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu
    yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?" Jawabnya, "Benar, aku
    dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah
    kemunkaran tetapi saya kerjakan."

    (Bukhari - Muslim)





  67. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya
    terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan, harta atau lainnya
    hendaklah ia segera meminta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum datang
    suatu hari yang ketika itu tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia
    mempunyai amal shaleh maka akan diambil menurut penganiayaannya dan jika
    tidak mempunyai hasanat (kebaikan) maka akan diambilkan dari kejahatan
    orang yang dianiaya untuk ditangguhkan kepadanya."

    (Bukhari - Muslim)





  68. Dari An-Nu'man bin
    Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang-orang
    Mu'min dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah
    bagaikan satu badan, apabila salah satu anggotanya menderita sakit maka
    menjalarkan penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan
    panas."

    (Bukhari - Muslim)





  69. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang
    miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti
    orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."

    (Bukhari - Muslim)





  70. Dari Jundub bin
    Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
    memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan

    mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan
    amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya'nya itu."

    (Bukhari - Muslim)





  71. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkan tujuh dosa yang akan
    membinasakan." Sahabat bertanya, "Apakah itu, ya Rasulullah?" Nabi saw
    menjawab, "Menyekutukan Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang
    diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan
    harta anak yatim, melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita
    Mu'minat yang sopan dengan tuduhan berzina."

    (Bukhari - Muslim)





  72. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang perempuan disiksa karena kucing
    yang dikurungnya hingga mati maka ia dimasukkan ke dalam neraka disebabkan
    ia tidak memberi makan dan minum ketika mengurungnya dan tidak pula
    melepaskannya agar memakan binatang-binatang melata di bumi."

    (Bukhari - Muslim)





  73. Dari Ibnu Mas'ud r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mencaci maki seorang Muslim adalah
    fasiq (melanggar agama) dan memerangi seorang Muslim adalah kafir."

    (Bukhari - Muslim)





  74. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menuduh hamba sahayanya
    berzina maka ia akan dihukum dera pada hari kiamat kecuali jika benar
    tuduhannya."

    (Bukhari - Muslim)





  75. Dari Ibnu Abbas r.a.
    berkata: Rasulullah saw berjalan melalui dua kuburan maka beliau bersabda,
    "Sesungguhnya kedua orang dalam kubur ini sedang disiksa padahal keduanya
    tidak disiksa karena perkara yang besar. Adapun yang satu maka ia biasa
    berjalan mengadu domba sedang yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya (tidak
    membersihkan bekas kencingnya)

    (Bukhari - Muslim)





  76. Dari Hudzaifah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang suka
    mengadu domba."

    (Bukhari - Muslim)





  77. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa percaya kepada Allah dan
    hari kemudian hendaklah ia berkata baik atau diam."

    (Bukhari - Muslim)





  78. Dari Abu Musa r.a.
    berkata: Saya bertanya, "Ya Rasulullah siapakah diantara kaum Muslimin
    yang paling utama?" Nabi saw menjawab, "Siapa yang selamat semua orang
    Islam dari (kejahatan) LIDAH DAN TANGANNYA."

    (Bukhari - Muslim)





  79. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh ada kalanya seorang hamba
    berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan maka tiba-tiba ia
    tergelincir ke dalam neraka oleh sebab kalimat itu, lebih jauh dari jarak
    antara timur dan barat."

    (Bukhari - Muslim)





  80. "Tiga hal yang apabila
    seseorang berada di dalamnya akan merasakan manisnya iman. Pertama apabila
    orang itu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang
    lain."

    (Muttafaq 'alaih)





  81. "Demi yang jiwaku
    dalam genggaman-Nya, tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai
    aku lebih dicintai olehnya melebihi bapak dan anaknya."

    (Muslim)





  82. "Barangsiapa yang
    berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan
    dimakan hari itu maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan
    segala isinya."

    (Tirmidzi)





  83. "Bila kamu hendak
    tidur, berwudhulah kamu sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat dan
    miringkanlah badanmu pada sisi sebelah kanan."

    (Muttafaq 'alaih)





  84. Dari Anas bin Malik
    r.a. berkata: Rasulullah saw ketika menjelang tidur beliau berdoa, "Segala
    puji bagi Allah yang telah memberi makan dan menjaga kita serta mencukupi
    segala kebutuhan kita betapa banyak orang yang tidak tercukupi
    kebutuhannya dan tidak punya tempat tinggal."

    (Muslim)





  85. Dari Abdullah bin
    Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang
    dihatinya ada setitik kesombongan."

    (Muslim)





  86. Abu Hurairah r.a.
    meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ketika seseorang berjalan
    dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang
    disisir, berlagak dalam jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya ke
    tanah sehingga turun dan tenggelam sampai hari kiamat."

    (Muttafaq 'alaih)





  87. "Barangsiapa yang
    beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya,
    hak tamu sebagai hadiah adalah sehari semalam. Dan hak orang bertamu itu
    selama tiga hari, selebihnya adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan
    sesuatu yang membuat kesal tuan rumah."

    (Bukhari)





  88. "Senyumanmu ketika
    bertemu saudaramu adalah sedekah." 

    (Tirmidzi)





  89. Dari Ibnu Abbas bahwa
    Rasulullah saw pernah melihat sahabat memakai cincin emas, lalu beliau
    mencopot dan membuangnya, lalu berkata, "Seseorang di antara kalian telah
    memasang bara api neraka ditangannya."

    (Muslim)





  90. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah, aku mohon ampun dan
    bertobat lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari."

    (Bukhari)





  91. "Orang yang kikir
    adalah orang yang apabila aku disebut dihadapannya, orang itu tidak mau
    bershalawat kepadaku."

    (Tirmidzi)





  92. "TIdak berkumpul satu
    kaum dalam majelis dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak
    bershalawat kepada nabinya kecuali ditimpakan kepada mereka kebohongan.
    Kalau Allah menghendaki mereka akan disiksa dan kalau Dia berkehendak
    mereka diampuni."

    (Tirmidzi)





  93. Dari Mu'adz r.a.
    berkata: Rasulullah saw mengutus saya sebagai gubernur di negeri Yaman
    maka Rasulullah saw berpesa kepadaku, "Engkau akan menghadapi kaum ahli
    kitab maka ajaklah mereka kembali kepada kalimat Syahadat bahwa tidak ada
    Tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasulullah. Jika mereka telah menurut
    kepada ajakan itu, beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka
    mengerjakan shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu. Jika mereka
    telah taat, beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan
    zakat (sedekah) yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada
    fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka berhati-hatilah kamu dari
    kekayaan mereka terutama yang benar-benar mereka sayangi dan takutlah kamu
    dari doa orang yang teraniaya karena tidak ada dinding antara doa itu
    dengan Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  94. Dari Abu Humaid
    (Abdurrahman) bin Sa'ad Saldy r.a. berkata: Rasulullah saw mengangkat Ibnu
    al-Lutbiyah dari suku al-Azd untuk mengumpulkan zakat dan ketika ia telah
    kembali kepada Rasulullah, ia berkata, "Yang ini untukmu dan yang ini saya
    terima sebagai hadiah dari orang-orang." Maka Rasulullah saw segera naik
    ke atas mimbar dan setelah memuji syukur kepada Allah, beliau berkata, "Amma
    ba'du, adapun saya mengangkat seseorang untuk suatu tugas yang diberikan.
    Ini bagianmu dan ini saya sendiri telah mendapat hadiah dari orang-orang.
    Mengapakah ia tidak duduk-duduk saja di rumah ibu atau ayahnya sehingga
    datang hadiah itu kepadanya jika memang benar-benar demikian. Demi Allah
    tidak ada seorang yang mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali pasti
    akan dipikulnya di hari kiamat. Maka saya akan ketahui seseorang yang
    memikul unta atau lembu atau kambing yang mengembik." Kemudian Rasulullah
    saw mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat putih ketiaknya sambil
    bersabda, "ALLAHUMMA HAL BALLAGHTU (Ya Allah, saya telah menyampaikan)."


    (Bukhari - Muslim)





  95. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang kamu mengerjakan
    shalat mengimami orang banyak maka hendaklah ia meringankan karena mungkin
    diantara makmum ada orang lemah, orang sakit atau orang tua dan apabila
    melaksanakan shalat sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya."

    (Bukhari - Muslim)





  96. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi
    sesama Muslim yang lain; tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya.
    Dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan melaksanakan
    hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah
    akan membebaskannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang
    Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat."

    (Bukhari - Muslim)





  97. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran
    dunia pada seorang Mukmin maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat.
    Dan barangsiapa meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan
    meringankan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib
    orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.
    Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan
    barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
    baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul suatu kaum dalam Baitullah (masjid
    untuk membaca dan mempelajari kitab Allah melainkan diturunkan kepada
    mereka ketenangan dan diliputi rahmat, dikerumuni Malaikat dan
    disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya. Dan barangsiapa yang
    lambat amal perbuatannya maka tidak dapat dipercepat oleh nasab (tidak
    lekas naik derajatnya)."

    (Bukhari - Muslim)





  98. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan bagi seorang istri
    berpuasa sunat ketika suaminya di rumah melainkan dengan izin suaminya.
    Dan tidak boleh bagi istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya
    melainkan dengan izin suaminya."

    (Bukhari - Muslim)





  99. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu
    akan ditanya mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan
    akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
    keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah
    pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas  kepemimpinannya.
    Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya
    mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah pemimpin dan
    masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya."

    (Bukhari - Muslim)





  100. Dari Abdullah bin 'Amr
    bin al-Ash r.a. berkata: Ada seseorang datang menghadap kepada Rasulullah
    saw dan berkata, "Saya berbai'at kepadamu, ya Rasulullah, untuk berhijrah
    dan berjihad dengan mengharap pahala dari Allah." Rasulullah saw bertanya,
    "Apakah ada yang masih hidup salah seorang dari ayah bundamu?" Orang itu
    menjawab, "Bahkan keduanya masih hidup." Rasulullah saw bersabda, "Engkau
    mengharap pahala dari Allah?" Orang itu menjawab, "Ya." Nabi saw bersabda,
    "Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan perbaikilah pelayananmu kepada
    keduanya."

    (Bukhari - Muslim)





  101. Dari Abu Musa al-Asy'ari
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan sahabat
    yang baik dan sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi) dan
    peniup api. Maka pembawa misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau
    memberi kepadanya atau engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun
    peniup api maka kalau tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan
    bau busuk daripadanya." 

    (Bukhari - Muslim)





  102. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda,"Aku diperintah untuk memerangi manusia
    sehingga mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan
    sesungguhnya kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan
    Allah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah
    mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta
    mereka kecuali karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah
    kepada Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  103. Dari Abu Sa'id al-Khudri
    r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di
    sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya di antara yang aku
    khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu
    kemewahan dan keindahan dunia."

    (Bukhari - Muslim)





  104. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Lihatlah kepada orang yang berada di
    bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang
    demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah
    kepadamu."

    (Bukhari - Muslim)





  105. Dari Hakim bin Hizam
    r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di lebih baik dari
    tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang
    yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih
    menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan
    memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan
    yang ada maka Allah akan mencukupinya."

    (Bukhari - Muslim)





  106. Dari Umar r.a. berkata:
    "Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba
    tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan
    berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam
    perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka
    duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi
    saw lalu meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, "Hai
    Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!" Maka jawab Rasulullah saw,
    "Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh
    Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa
    bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah (Mekkah) jika engkau
    kuasa menjalaninya." Berkata orang itu, "Benar." Kami heran, ia bertanya
    dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang itu, "Beritahukanlah
    padaku tentang Iman." Jawab Nabi saw, "Engkau beriman kepada Allah dan
    Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari
    Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk." Berkatalah orang itu,
    "Benar." Bertanya lagi orang itu, "Maka beritahukanlah padaku tentang
    Ihsan." Jawab Nabi, "Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan
    engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka
    sesungguhnya ia melihat engkau." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku
    tentang hari Qiamat." Jawab Nabi, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu
    dari si penanya." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku tentang
    tanda-tandanya." Jawab Nabi, "Diantaranya jika seorang hamba telah
    melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin
    papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah
    berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan." Kemudian pergilah
    orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata, "Wahai Umar
    tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?" Jawabku, "Allah dan Rasul-Nya
    lebih mengetahui." Nabi saw berkata, "Dia itu Jibril datang kepada kalian
    mengajarkan tentang agama kalian."

    (Muslim)





  107. Dari Abi Abdirrahman
    Abdillah bin Mas'ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang
    selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan
    kejadiannya dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian
    menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian
    menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus
    kepadanya Malaikat maka ia  meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat
    perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia.
    Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di
    antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak ada
    antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya
    takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk
    neraka." Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli
    neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka
    dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga
    maka iapun masuk ke dalam syurga."

    (Bukhari - Muslim)





  108. Dari Ummil Mu'minin,
    ibunya Abdillah, Aisyah r.a. berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw, "Barangsiapa
    yang mengada-adakan sesuatu yang baru (bid'ah) dalam urusan (agama) kami
    ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak."

    (Bukhari - Muslim)





  109. Dari Abi Abdillah An-Nu'man
    bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh sesuatu yang
    halal itu jelas dan yang haram itu jelas, antara keduanya ada hal yang
    samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang
    menjaga dirinya dari syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan
    kehormatannya dan siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh
    dalam perkara haram seperti penggembala di sekeliling tanah larangan (milik
    orang), lambat laun ia akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada
    larangannya. Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa-apa yang
    diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia
    baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah jasad
    seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati."

    (Bukhari - Muslim)





  110. Dari Abi Ruqayyah
    Tamim bin Aus Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Agama itu adalah
    nasehat." Kami bertanya, "Untuk siapa ya Rasulullah?" Rasulullah saw
    bersabda, "Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi
    Muslimin umumnya."

    (Muslim)





  111. Dari Abi Hurairah
    Abdir-Rahman bin Shakhr r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw
    bersabda, "Apa-apa yang telah kami larang untukmu maka jauhilah dan
    apa-apa yang telah kami perintahkan kepadamu maka kerjakanlah sebisamu.
    Celakanya orang-orang sebelum kamu adalah karena banyak pertanyaan dan
    perselisihan terhadap Nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)."

    (Bukhari - Muslim)





  112. Dari Abi Muhammad Al
    Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan kesayangannya berkata:
    Aku telah hafal sabda dari Rasulullah saw, "Tinggalkanlah apa-apa yang
    meragukan kamu, kerjakan apa-apa yang tidak meragukan kamu."

    (Tirmidzi - Nasa'i)





  113. Dari An-Nawas bin
    Sam'an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kebaikan itu adalah akhlak
    yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak
    suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu."

    (Muslim)





  114. Dari Ibnu Abbas r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memaafkan -
    karenaku - dari ummatku amal-amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan
    atas mereka."

    (Ibnu Majah - Baihaqi-dll)





  115. Dari Abi Abbas Sahl
    bin Sa'ad As-Sa'idi r.a. berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw
    dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika
    aku kerjakan, aku dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw
    bersabda, "Zuhudlah engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau.
    Zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai
    engkau."

    (Ibnu Majah-dll)





  116. Dari Abi Tsa'labah Al-Khusyani
    Jurtsum bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
    Allah Ta'ala telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kamu
    meninggalkannya dan telah menentukan beberapa batas maka janganlah kamu
    melampauinya dan telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu
    melanggarnya dan Ia telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu
    bukan karena lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya." 

    (Ad-Daruquthni-dll)





  117. Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari
    r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya
    Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, "Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku
    haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram
    maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat
    kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk
    kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar
    kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku,
    pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali
    yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti
    Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan
    siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun
    kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian
    tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku.
    Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu,
    manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa
    diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku!
    Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya,
    mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan
    mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan
    terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang
    satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya,
    hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti
    sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal
    perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya.
    Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan
    barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali
    dirinya sendiri."

    (Muslim)





  118. Dari Abi Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah itu baik, tidak
    menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah
    memerintahkan kepada orang-orang Mu'min dengan apa yang telah
    diperintahkan kepada Rasul-rasul maka Allah telah berfirman, "Hai
    Rasul-rasul! Makanlah dari segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu
    dengan pekerjaan yang baik." Allah berfirman, "Hai orang-orang yang
    beriman! Makanlah dari apa yang telah Kami rizkikan padamu." Kemudian
    beliau menceritakan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya,
    rambutnya kusut penuh debu. Dia berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang
    makanannya haram, pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram maka
    bagaimana akan diterima do'anya?

    (Muslim)





  119. Dari Abi Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman, "Barangsiapa
    memusuhi orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan
    PERANG terhadapnya dan tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku
    sukai seperti jika ia melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan
    selalu hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku
    mencintainya dan jika Aku mencintainya, jadilah Aku sebagai telinganya
    untuk mendengar dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai tangannya
    untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta kepada-Ku
    pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku
    memberi perlindungan kepadanya."

    (Bukhari)





  120. Dari Anas r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman, "Wahai anak Adam! Selagi
    engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa
    yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam!
    Walaupun dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku
    niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang
    kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan
    sesuatu yang lain dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan
    sepenuh bumi pula."

    (Tirmidzi)





  121. "Hai segenap manusia,
    sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan
    (silahturrahmi) serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan malam,
    niscaya kamu akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan."

    (Tirmidzi)





  122. Dari Abu Hurairah
    berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu?
    Beliau menjawab, "Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya
    adalah kesturi yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata
    yaqut, sedang debunya adalah za'faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang
    memasukinya, ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak
    pernah mati, pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah
    sirna."

    (Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)





  123. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata Nabi saw bersabda, "Barangsiapa memberi infaq kepada dua orang
    isteri di jalan Allah maka ia akan diseru di surga, 'Hai Abdullah, ini
    adalah suatu kebajikan.' Jika ia termasuk orang yang tekun shalat maka ia
    akan diseru dari Pintu Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru
    dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan
    dipanggil dari Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang
    rajin shaum maka akan diseru dari Pintu Rayyaan." Kemudian Abu Bakar r.a.
    berkata, "Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini
    karena darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu
    tersebut?" Rasulullah saw menjawab, "Ya dan aku berharap engkau salah
    satunya."

    (Muslim)





  124. Dari Anas bin Malik
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat aku datang
    mengetuk pintu surga. Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya, 'Siapakah
    engkau?' 'Muhammad' jawabku. Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh
    Allah untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau.'"

    (Muslim)





  125. Dari Abu Musa Al
    Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya perumpamaanku
    dengan apa yang kubawa dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang
    mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut berkata, 'Aku melihat tentara
    dengan mataku. Dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang
    berterus-terang. Maka taatilah.' Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan
    mereka pergi sehingga mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain diam
    di tempatnya sehingga diserang musuh dan hancur binasa. Kelompok yang
    pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan kelompok kedua seperti
    orang yang tidak menaatiku."

    (Muslim)





  126. "Barangsiapa yang mati
    tidak berperang dan tidak terlintas di hatinya untuk ikut berperang maka
    ia mati membawa sifat kemunafikan."

    (Muslim)





  127. Dari Usman bin 'Affan
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang memasuki waktu
    shalat wajib kemudian ia berwudhu' dengan sempurna dan shalat dengan
    khusyu', sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya
    yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku
    sepanjang masa."

    (Muslim)





  128. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia
    menulis di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas 'Arasy-Nya, 'Rahmat-Ku
    mengalahkan murka-Ku.'"

    (Muttafaq 'Alaih)





  129. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sekiranya seorang mukmin mengetahui
    siksaan Allah, niscaya tidak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya.
    Dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak
    putus asa dari surga-Nya."

    (Muslim)





  130. Dari Abu Barzah Al
    Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak
    bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal;
    Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya
    digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari
    mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa."


    (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)





  131. Dari Anas bin Malik
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika Allah  menghendaki kebaikan
    bagi seorang hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika
    Allah menghendaki keburukan bagi  hamba-Nya maka Ia menangguhkannya sampai
    pada hari kiamat nanti."

    (Tirmidzi)





  132. "Barangsiapa yang
    diinginkan oleh Allah sebagai orang  yang baik baik maka Ia memberikannya
    pemahaman dalam agama."

    (Bukhari - Muslim dan Ibnu Majah)





  133. "Sesungguhnya lelaki
    yang paling dibenci Allah ialah  yang paling sangat gigih dalam permusuhan."


    (Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)





  134. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya
    ialah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu
    ialah yang paling baik terhadap keluarganya."

    (Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)





  135. Dari Mu'adz bin Jabal
    r.a. berkata: "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
    tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari
    neraka!" Rasulullah saw menjawab, 'Engkau menanyakan kepadaku tentang
    perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh
    Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah
    tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar
    zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.' Kemudian
    beliau bersabda, 'Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan?
    Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti
    air membunuh api dan shalat di tengah malam.' Lalu Rasulullah saw membaca
    ayat betikut: 'Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka
    berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan
    sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak
    mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
    nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah
    mereka kerjakan.' (As Sajdah 16-17). Lalu beliau bersabda, 'Tidakkah kau
    kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?' Aku
    menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!" Maka beliau berkata, 'Pokok segala
    perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!' 'Tiadakah
    kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?' tanya beliau lagi. "Ya,"
    jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, 'Peliharalah
    ini!' Kemudian aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa
    karena pembicaraann kita?" Maka Rasulullah saw bersabda, 'Hai ... ibumu
    kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api
    neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'"

    (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)





  136. Dari Abu Hurairah r.a.
    bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Bilal,  "Hai Bilal, ceritakanlah
    kepadaku amal apa yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau
    kerjakan dalam Islam. Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga."
    Bilal menjawab, "Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain
    melakukan shalat setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu
    shalat yang ditetapkan untuk aku lakukan."

    (Bukhari - Muslim)





  137. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw maka tampillah Bilal
    untuk adzan." Selesai Bilal adzan, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
    mengucapkan kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk surga."

    (Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)





  138. Dari Abu Said Al
    Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian mendengar
    muadzin maka ikutilah apa yang diucapkannya."

    (Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)





  139. Dari Rabi'ah bin Ka'ab
    r.a. berkata, "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah saw. Ketika aku
    membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, 'Tiadakah
    engkau bertanya kepadaku?' Maka aku menjawab, 'Aku meminta supaya aku
    menjadi temanmu di surga.' Beliau bertanya lagi, 'Tidak meminta yang
    lain?' 'Tidak,' jawabku. Maka beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud.'"

    (Muslim)





  140. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Amal manusia yang pertama kali dihisab
    ialah shalat." Allah berfirman kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia
    telah mengetahui -- "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?"
    Jika sempurna maka tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman, "Lihatlah
    shalat sunnahnya, bagaimana?" Bila si hamba rajin shalat sunnah saat di
    dunia maka Allah berfirman, "Tambahkanlah shalat fardhunya dengan shalat
    sunnahnya!" Kemudian malaikat melakukannya. 

    (Abu Daud)





  141. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang laki-laki pernah mengunjungi
    saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk
    memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya, 'Mau kemana kau?' Ia
    menjawab, 'Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung ini.' Malaikat
    bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil
    bumi)?' Ia menjawab, 'Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah.' Lalu
    malaikat berkata, 'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa
    Allah

    mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'"

    (Muslim)





  142. Dari Anas r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke
    dunia dan dia tidak mempunyai sesuatu pun di dunia kecuali orang yang
    syahid. Ia mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh
    sampai sepuluh kali karena kemuliaan yang ia peroleh."

    (Bukhari - Muslim dan Tirmidzi)





  143. Dari Ubadah bin Shamit
    r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bersaksi bahwa tiada
    Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa
    Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya,
    sedang surga itu hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga
    sesuai dengan amalnya di dunia." Ubadah menambahkan, "Masuk surga dari
    pintunya yang delapan sekehendaknya." 

    (Bukhari - Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)





  144. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah,
    kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air sedikit, jika kami
    memakai air itu untuk berwudhu' maka kami akan kehausan; bolehkah kami
    berwudhu' dengan air laut?" Rasulullah saw menjawab, "Air laut itu suci
    lagi menyucikan, bangkainya halal dimakan."

    (Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)






  145. Rasulullah saw
    bersabda, "Cara mencuci bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing,
    hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan
    tanah."

    (Muslim)





  146. Rasulullah saw
    bersabda, "Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah
    maka pekerjaan itu kurang berkah."

    (Abu Daud)





  147. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Rasulullah saw suka mendahulukan anggota kanan ketika memakai
    sandal, bersisir, bersuci dan dalam segala halnya."

    (Bukhari - Muslim)





  148. Dari Busrah binti
    Shafwan, sesungguhnya Nabi saw berkata, "Laki-laki yang menyentuh zakarnya
    (kemaluannya) janganlah shalat sebelum ia berwudhu."

    (Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal
    ini)





  149. Rasulullah saw berkata
    kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, "Apabila datang haidh itu, hendaklah
    engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau
    mandi dan shalat."

    (Bukhari)





  150. Dari 'Atha bin Yasar,
    dari Abu Sa'id Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki dalam perjalanan,
    lalu datang waktu shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya
    bertayammum dengan debu yang suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh
    air dan waktu shalat masih ada. Seorang diantara keduanya lantas berwudhu'
    dan mengulang shalatnya dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang
    kepada Rasulullah saw dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah
    saw. Beliau lalu berkata kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar
    engkau dan shalatmu sah" dan kepada orang yang mengulang shalat dengan
    berwudhu' beliau berkata, "Bagimu ganjarannya dua kali lipat."

    (Nasa'i dan Abu Daud)





  151. Rasulullah saw
    bersabda, "Barangsiapa memberi makanan bagi orang yang puasa, maka ia
    mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang puasa itu, tidak kurang
    sedikit pun."

    (Tirmidzi)





  152. Dari Anas: Ditanyakan
    orang kepada Rasulullah saw, "Apakah sedekah yang lebih baik?" Rasulullah
    saw menjawab, "Sedekah yang paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan."


    (Tirmidzi)





  153. Dari Abu Ayyub:
    Rasulullah saw berkata, "Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian
    ia puasa enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa."


    (Muslim)





  154. Dari Abu Hurairah:
    Rasulullah saw telah berkata dalam pidato beliau, "Hai manusia!
    Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadat haji maka
    hendaklah kamu kerjakan." Seorang sahabat bertanya, "Apakah setiap tahun,
    ya Rasulullah?" Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak
    sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berkata, "Kalau saya menjawab 'ya',
    sudah tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan kuasa
    mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya jangan
    ditanya karena boleh jadi jawabannya memberatkanmu)."

    (Ahmad, Muslim dan Nasa'i)





  155. Dari Ibnu 'Abbas: Nabi
    saw telah berkata, "Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji maka
    sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu halangan yang akan
    merintanginya."

    (Ahmad)





  156. Rasulullah saw
    bersabda, "Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat."

    (Bukhari)





  157. Dari Ibnu 'Umar: Nabi
    saw bersabda, "Tidak boleh bagi perempuan yang ihram memakai tutup kepala
    dan tidak boleh memakai sarung tangan."

    (Bukhari dan Ahmad)





  158. Dari Abu Hurairah:
    Bahwasanya Rasulullah saw pernah melewati suatu onggokan makanan yang akan
    dijual, lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu,
    tiba-tiba jari beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari
    beliau yang basah itu dan berkata, "Mengapakah ini?" Jawab yang mempunyai
    makanan, "Basah karena hujan ya Rasulullah."Beliau bersabda, "Mengapa
    tidak engkau taruh di sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa
    yang mengecoh maka ia bukan umatku."

    (Muslim)





  159. Dari Ibnu Mas'ud:
    Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Seorang muslim yang mempiutangi
    seorang muslim dua kali, seolah-olah ia telah bersedekah kepadanya satu
    kali."

    (Ibnu Majah)





  160. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi
    Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan
    kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat
    kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua
    orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun
    berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita bangsawan
    yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, 'Saya takut kepada Allah';
    Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang senantiasa berdzikir (ingat)
    kepada Allah ketika sendirian kemudian mencucurkan air mata."

    (Bukhari - Muslim)





  161. Dari Usamah bin Zaid
    r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah
    maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan
    seorang Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah
    mengepungnya, ia berkata, "LAA ILAAHA ILLALLAAH." Maka sahabatku orang
    Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus
    saja menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah
    kembali ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka
    beliau bertanya, "Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia
    mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Jawabku, "Ya Rasulullah, ia hanya
    akan menyelamatkan diri." Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau bunuh
    dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Maka Rasulullah saw
    mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku baru masuk
    Islam pada hari itu.

    (Bukhari - Muslim)





  162. Dalam riwayat lain:
    Rasulullah saw bertanya, "Apakah sesudah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA
    ILLALLAAH' masih juga engkau membunuhnya?" Jawabku, "Ya Rasulullah, ia
    berkata begitu mungkin hanya karena takut kepada senjataku." Nabi saw
    bersabda, "Apakah sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui
    dengan jelas, apakah ia berkata karena takut atau tidak." Maka Rasulullah
    saw masih saja mengulang-ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku
    baru masuk Islam pada hari itu.





  163. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari
    zina yang pasti mengenainya tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya
    adalah pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah
    zinanya adalah perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya
    adalah melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua
    perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya."

    (Bukhari - Muslim)





  164. Umar bin al-Khaththab
    r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi
    sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu
    saya bermaksud membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya
    dengan harga murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, "Jangan
    engkau membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia
    memberikan kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik
    kembali sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya."

    (Bukhari - Muslim)





  165. Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah olehmu buruk sangka karena
    buruk sangka sedusta-dusta berita."

    (Bukhari - Muslim)





  166. Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kamu menawar barang hanya
    untuk menjerumuskan orang lain."

    (Bukhari - Muslim)





  167. Abu Ayyub r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi)
    saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu
    yang satu berpaling dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah
    yang lebih dahulu memberi salam."

    (Bukhari - Muslim)





  168. Abu Sa'id (Tsabit) bin
    adh-Dhahhak al-Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
    bersumpah dengan sesuatu agama selain Islam, padahal ia sengaja berdusta
    maka ia tercatat sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa
    membunuh dirinya dengan sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat
    itu pula pada hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan
    nadzar terhadap apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu'min
    sama artinya dengan membunuhnya."

    (Bukhari - Muslim) Maksud hadits ini
    ialah apabila seseorang berkata, "Demi Allah, jika saya berdusta maka saya
    kafir," padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti
    apa yang dikatakannya itu.






  169. Anas r.a. berkata:
    Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah. Belum pernah aku mendengar
    Rasulullah saw berkhutbah seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw
    bersabda, "Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu
    sedikit tertawa dan banyak menangis." Seketika itu aku melihat
    sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya masing-masing sambil menangis
    terisak-isak.

    (Bukhari - Muslim)

    Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai
    sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat.
    Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, "Telah diperlihatkan kepadaku
    surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini
    tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku
    ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak
    pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu,
    mereka menutup muka sambil terisak-isak.





  170. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan berpeluh manusia di hari kiamat
    hingga mengalir peluh mereka sampai tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka
    dalam peluhnya sendiri hingga ke mulut dan telinga mereka."

    (Bukhari - Muslim)





  171. Dari Adiy bin Hatim
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang dari kamu
    melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya
    dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya
    tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat
    ke sebelah kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya
    yang buruk dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang
    di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah
    separuh biji kurma."

    (Bukhari - Muslim)





  172. 'Aisyah r.a. berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam
    keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih kulup (belum berkhitan)."
    'Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan akan
    berkumpul dan masing-masing akan melihat kepada yang lainnya?" Nabi saw
    menjawab, "'Aisyah, suasana pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar
    sebagiannya mereka memperhatikan sebagian yang lain."

    (Bukhari - Muslim)





  173. Mu'adz bin Jabal r.a.
    berkata: Ketika aku membonceng dibelakang Rasulullah saw di atas himar,
    tiba-tiba beliau bertanya, "Hai Mu'adz, tahukah engkau, apakah hak Allah
    yang diwajibkan atas hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan oleh
    Allah?" Jawab Mu'adz, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Maka Nabi
    saw bersabda, "Hak Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah
    kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba
    yang akan diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak

    menyekutukan-Nya." Saya bertanya, "Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu
    kepada orang banyak?" Jawab Nabi saw, "Jangan, nanti mereka tidak mau
    berusaha."





  174. Ibnu Mas'ud r.a.
    berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh
    orang maka Nabi saw bersabda, "Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat
    dari ahli surga?" Jawab kami, "Ya." Bersabda Nabi saw, "Demi Allah yang
    jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh
    dari penduduk surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak dimasuki
    kecuali oleh orang Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik
    bagaikan rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit
    lembu merah."

    (Bukhari - Muslim)





  175. Dari 'Amr bin 'Auf r.a.
    berkata: Rasulullah mengutus Abu 'Ubaidah bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain
    untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan
    membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu 'Ubaidah itu
    terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama
    Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap
    Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka kemudian bersabda, "Mungkin
    kamu telah mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah yang membawa harta banyak?"
    Jawab mereka, "Benar, ya Rasulullah." Lalu Nabi saw bersabda, "Sambutlah
    kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua
    cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu,
    tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana
    telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu
    berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan
    kamu sebagaimana telah membinasakan mereka."

    (Bukhari - Muslim)





  176. Dari 'Utban bin Malik
    r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya, "Dimanakah Malik
    bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak suka
    Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata demikian,
    tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH
    dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada
    siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah."


    (Bukhari - Muslim)





  177. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Berlindunglah kamu kepada Allah dari
    beratnya bala', menimpanya kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh."


    (Bukhari - Muslim)





  178. Dari Sahl bin Sa'ad
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., "Demi Allah, jika
    Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian
    itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah."

    (Bukhari - Muslim)





  179. Dari Abdullah bin Amr
    bin al-'Ash r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
    Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu saja,
    tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga apabila
    telah habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat orang-orang
    yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya, mereka
    akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka mereka itu
    sesat dan menyesatkan."

    (Bukhari - Muslim)





  180. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata kepada 'Urwah, "Demi Allah, hai kemenakanku, kami keluarga Nabi
    saw adakalanya melihat bulan berganti tiga kali dalam dua bulan, sedangkan
    di rumah-rumah Rasulullah saw tidak dinyalakan api." 'Urwah bertanya, "Apa
    makananmu?" 'Aisyah menjawab, "Kurma dan air. Hanya saja adakalanya
    tetangga Rasulullah saw mengirim hadiah susu ternak mereka."

    (Bukhari - Muslim)





  181. Dari Abu Musa al-Asy'ari
    r.a. berkata: Suatu hari 'Aisyah r.a. mengeluarkan kain dan sarung yang
    tebal, ditunjukkan kepada kami sambil berkata, "Rasulullah saw ketika
    meninggal dunia sedang memakai sarung dan kain ini."

    (Bukhari - Muslim)





  182. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah orang miskin itu yang
    berkeliling meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak dari satu
    dua suap makanan atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang
    sesungguhnya dan yang dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang
    yang tidak mempunyai penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat
    orang untuk disedekahi serta tidak suka pergi meminta-minta kepada orang
    lain."

    (Bukhari - Muslim)





  183. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh, sekiranya salah seorang dari
    kamu itu pergi mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya, lebih baik
    daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak."

    (Bukhari - Muslim)





  184. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Setiap hamba Allah melewati waktu
    paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, "Ya
    Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka
    memberi (dermawan)." Malaikat yang kedua berdoa, "Ya Allah, berilah kepada
    orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya."

    (Bukhari - Muslim)





  185. Dari Ibnu Mas'ud r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Tidak boleh seorang menginginkan hak orang
    lain kecuali dua macam yaitu seseorang yang diberi kekayaan harta oleh
    Allah lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran dan
    seseorang yang diberi ilmu oleh Allah

    lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia."

    (Bukhari - Muslim)





  186. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak boleh seseorang iri terhadap
    orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al
    Qur'an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan
    seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya
    siang-malam untuk segala amal kebaikan."

    (Bukhari - Muslim)





  187. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang
    mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah
    memborong semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang
    abadi." Nabi saw bertanya, "Mengapakah demikian?" Mereka menjawab, "Mereka
    shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah
    sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan
    kami tidak dapat memerdekakan budak." Rasulullah saw bersabda, "Sukakah
    aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak
    seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti
    perbuatanmu?" Mereka menjawab, "Baiklah, ya Rasulullah." Nabi saw bersabda,
    "Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid (ALHAMDULILLAAH)
    setiap selesai shalat 33 kali." Kemudian sesudah itu para fakir miskin itu
    kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, saudara-saudara
    kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan kami maka mereka berbuat
    sebagaimana perbuatan kami." Maka Nabi saw bersabda, "Itulah karunia Allah
    yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya."

    (Bukhari - Muslim)





  188. Dari Ash-Sha'ab bin
    Jatstsamah r.a. berkata: Saya memberi hadiah himar liar kepada Rasulullah
    saw, tiba-tiba ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah (karena
    merasa kecewa), beliau bersabda, "Kami tidak menolak pemberianmu itu
    melainkan karena kami sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram
    dilarang memburu dan menangkap binatang liar)."

    (Bukhari - Muslim)





  189. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Rasulullah saw datang dari bepergian sedang beranda rumah kututup
    dengan tabir yang bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya,
    beliau merobek-robeknya seraya berkata, "Manusia yang paling berat
    siksaannya pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menyerupakan
    ciptaan Allah."

    (Bukhari - Muslim)





  190. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata, "Belum pernah aku melihat Rasulullah saw tertawa sehingga
    terlihat langit-langit mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum."

    (Bukhari - Muslim)





  191. Dari Abu Umar r.a.
    berkata, "Rasulullah saw biasa jika keluar dari jalan asy-Syajarah dan
    jika kembali dari jalan al-Mu'arris. Dan jika masuk Makkah dari jalan
    ats-Tsaniyatul 'Ulya dan jika keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla."

    (Bukhari - Muslim)





  192. Dari Abu Mas'ud (Uqbah)
    bin 'Amr al-Badri r.a. berkata: Seseorang datang kepada Nabi saw dan
    berkata, "Saya terpaksa mundur dari shalat jama'ah Shubuh karena Fulan
    (Imam) memanjangkan bacaannya." Berkata Uqbah, "Maka saya tidak pernah
    melihat Nabi saw marah dalam suatu nasihat sebagaimana waktu itu." Nabi
    saw bersabda, "Hai sekalian manusia, seseungguhnya diantaramu ada
    orang-orang yang membenci orang lain. Maka barangsiapa diantaramu
    mengimami orang banyak, hendaklah ia meringkas (bacaan suratnya) karena di
    belakangnya ada orang yang sudah lanjut usia, orang yang lemah dan orang
    yang mempunyai kepentingan."

    (Bukhari - Muslim)





  193. Dari Abu Ya'la (Ma'qil)
    bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang yang
    diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya kemudian ketika mati, ia
    masih menipu rakyatnya melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya."


    (Bukhari - Muslim)





  194. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Seorang Muslim wajib mendengar dan taat
    kepada pemerintahnya pada apa yang disetujui dan yang tidak disetujui,
    kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia
    tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat."

    (Bukhari - Muslim)





  195. Dari Abu Musa al-Asy'ari
    r.a. berkata: Aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw,
    maka salah seorang dari sepupuku berkata, "Ya Rasulullah, berilah kepada
    kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu."
    Sepupuku yang kedua juga berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, "Demi
    Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang
    yang menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu."

    (Bukhari - Muslim)





  196. Dari Abu Sa'id
    (Abdurrahman) bin Samurah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku,
    "Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam
    pemerintahan karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka
    engkau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan
    itu engkau peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas
    bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas
    sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik,
    maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu."

    (Bukhari - Muslim)





  197. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw melewati seseorang yang sedang menasihati
    saudaranya karena pemalu, maka Nabi saw bersabda, "Biarkanlah ia karena
    sesungguhnya sifat malu itu sebagian dari Iman."

    (Bukhari - Muslim)





  198. Dari Abu Wa'il (Syaqiq)
    bin Salamah berkata: Biasanya Ibnu Mas'ud r.a. memberi ceramah kepada kami
    setiap hari kamis, maka seseorang berkata kepadanya, "Hai Abu Abdurrahman,
    aku ingin agar engkau suka memberi ceramah setiap hari." Ibnu Mas'ud
    menjawab, "Tiada halangan bagiku untuk memberi ceramah setiap hari, hanya
    saja aku khawatir akan menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah
    dalam waktu yang jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah
    kepada kami, khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat."

    (Bukhari - Muslim)





  199. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila bersandal salah seorang kamu,
    hendaklah ia mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas, hendaklah ia
    mendahulukan kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali
    dan yang terakhir dilepaskan."

    (Bukhari - Muslim)





  200. Dari 'Amr bin Salamah
    r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepadaku, "Bacalah BISMILLAH dan
    makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu."


    (Bukhari - Muslim)





  201. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata, "Selamanya Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, maka jika
    beliau suka, dimakannya dan jika beliau tidak suka, ditinggalkannya
    makanan itu." 

    (Bukhari - Muslim)





  202. Dari Hudzaifah r.a.
    berkata: Rasulullah saw melarang kami dari pakaian sutera yang halus atau
    tebal dan minum dari bejana emas atau perak lalu beliau bersabda, "Itu
    semua untuk orang-orang kafir di dunia dan untuk kamu di akhirat."

    (Bukhari - Muslim)





  203. Dari Ummu Salamah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang minum dari bejana perak
    seolah-olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam."

    (Bukhari - Muslim)

    ***

    Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana
    perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah
    menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.





  204. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Segerakanlah pemakaman jenazah, maka
    jika ia jenazah orang shaleh, berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan
    dan jika sebaliknya, berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera
    dari bahumu (pundakmu)."

    (Bukhari - Muslim)





  205. Dari 'Aisyah r.a.
    berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi
    Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti
    jalannya Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia
    disambut dengan ucapan, "Selamat datang anakku," kemudian ia didudukkan di
    sebelah kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia
    menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau
    berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku berkata, "Rasulullah
    saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari
    istri-istrinya." Maka menagislah aku dan ketika Rasulullah saw telah pergi
    dari tempat itu, aku bertanya kepada Fatimah, "Apa yang dikatakan
    Rasulullah saw tadi kepadamu?" Fatimah menjawab, "Aku tidak akan membuka
    rahasia Rasulullah saw." Kemudian setelah Rasulullah saw meninggal, aku
    berkata, "Sungguh aku ingin mendapat keterangan tentang apa yang
    dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu." Fatimah menjawab, "Kini
    baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa
    mengulangi padanya bacaan al-Qur'an setiap tahun satu kali dan kini dia
    mengulanginya sampai dua kali, 'Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka
    bertakwalah kamu kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang
    yang mendahului kamu,' karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau
    melihat aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya,
    'Hai Fatimah, tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian
    Mu'min atau wanita yang utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku
    karenanya."

    (Bukhari - Muslim)





  206. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Barangsiapa menurunkan kainnya dibawah mata
    kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan
    rahmat pada hari kiamat." Maka Abubakar r.a. bertanya, "Ya Rasulullah,
    kainku selalu turun kebawah mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar."
    Nabi saw bersabda, "Engkau tidak berbuat itu karena sombong."

    (Bukhari - Muslim)





  207. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tidak akan melihat dengan
    pandangan rahmat pada hari kiamat kepada siapa yang memakai (menurunkan)
    kainnya karena sombong."

    (Bukhari - Muslim)





  208. Dari Anas r.a berkata:
    Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memakai kain sutera di dunia, maka
    tidak akan memakainya di akhirat."

    (Bukhari - Muslim)





  209. Dari Umar bin al-Khaththab
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah engkau memakai kain
    sutera, maka barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya di
    akhirat."

    (Bukhari - Muslim)





  210. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menghadiri jenazah hingga
    menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath dan barangsiapa
    menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua qirath."
    Ketika ditanya, "Aapakah dua qirath itu?" Nabi saw menjawab, "Sebesar dua
    bukit yang besar-besar."

    (Bukhari - Muslim)





  211. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, Bagaimanakah
    pendapatmu seumpama ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang dari
    kamu, lalu ia mandi daripadanya setiap hari lima kali, apakah masih ada
    tertinggal kotorannya?" Para sahabat menjawab, "Tidak." Nabi saw bersabda,
    "Maka demikianlah shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa
    dengannya."

    (Bukhari - Muslim)





  212. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata, "Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan kepadaku supaya
    berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir
    sebelum tidur."

    (Bukhari - Muslim)





  213. Dari Abu Musa r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan
    oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian
    tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang
    banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna
    untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang
    keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan
    tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama
    Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu
    mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk
    Allah yang telah ditugaskan kepadaku."

    (Bukhari - Muslim)





  214. Abu Sa'id al-Khudri
    r.a. mendengar Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang kamu melihat
    mimpi yang disukai, maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya
    kepada orang lain."Dalam riwayat lain: "Jangan diberitakan kecuali kepada
    orang yang engkau sukai. Dan jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari
    setan dan hendaklah ia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan
    tidak menceritakannya kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya.


    (Bukhari - Muslim)





  215. Dari Abu Qatadah r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Impian yang baik dari Allah dan impian yang
    buruk dari syetan. Maka barangsiapa bermimpi melihat sesuatu yang tidak
    disukainya, hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali dan membaca
    A'UDZU BILLAAHI MINASY SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan
    membahayakannya."

    (Bukhari - Muslim)





  216. Dari Ibnu Umar r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah salah seorang kamu
    membangunkan temannya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk padanya.
    Tetapi hendaklah kamu memperluas (merenggangkan) untuk memberi tempat."
    Adalah Ibnu Umar dalam mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun
    dari majelisnya, ia tidak suka duduk pada tempat orang itu.

    (Bukhari - Muslim)





  217. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang berkendaraan memberi salam
    kepada orang yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk
    dan rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak."


    (Bukhari - Muslim)





  218. Dari Ibnu 'Abbas r.a.
    berkata: Nabi saw bersabda, "Jangan menyendiri seorang lelaki dengan
    perempuan melainkan harus ada mahram yang menyertainya. Dan jangan
    berpergian seorang perempuan melainkan bersama mahramnya." Maka ada
    seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, istriku pergi berhaji sedangkan aku
    telah tercatat untuk pergi berperang." Maka Nabi saw bersabda, "Pergilah
    engkau berhaji bersama istrimu."

    (Bukhari - Muslim)





  219. Dari Abu Musa al-Asy'ari
    r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang Mukmin yang
    membaca al-Qur'an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya
    lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur'an
    adalah bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan
    orang munafik yang membaca al-Qur'an adalah bagaikan bunga yang berbau
    harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca
    al-Qur'an adalah bagaikan buah hanzhal yang tidak berbau dan rasanya pahit."





  220. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya umatku pada hari kiamat
    nanti akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan
    kakinya dari bekas-bekas wudhu". Maka barangsiapa ingin memperpanjang
    kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya.

    (Bukhari - Muslim)





  221. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan manusia benar-benar mengetahui
    keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan shaf
    pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk
    mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat
    berjamaah pada waktu yang awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk
    mendahuluinya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan
    'isya berjamaah, pasti mereka akan mendatanginya,

    meskipun dengan merangkak-rangkak."





  222. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila telah diserukan adzan untuk
    shalat maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak
    terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun
    datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya
    berkata, 'Ingatlah ini dan ingatlah itu.' Padahal yang demikian itu tidak
    pernah diingatnya sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak
    tahu lagi, sudah berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu."

    (Bukhari - Muslim)





  223. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah itu
    dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau di
    pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena
    apabila ia menyempurnakan wudhu'nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah),
    maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat
    untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu
    apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya,
    selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah),
    'Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.' Dan
    senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada dalam shalat, selama ia
    menantikan shalat (berjamaah)."

    (Bukhari - Muslim)





  224. Zaid bin Tsabit r.a.
    berkata: Bersabda Nabi saw, "Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah,
    maka sesungguhnya seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya,
    kecuali shalat fardhu."

    (Bukhari - Muslim)





  225. Ibnu Umar r.a. berkata:
    Bersabda Nabi saw, "Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam
    dengan shalat witir."

    (Bukhari - Muslim)





  226. Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bangun malam pada bulan
    Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala
    dari Allah maka diampuni semua dosanya yang telah lalu."

    (Bukhari - Muslim)





  227. Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andai aku tidak khawatir akan
    memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada
    tiap-tiap shalat."

    (Bukhari - Muslim)





  228. Abu Hurairah r.a.
    berkata: Bersabda Nabi saw, "Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap
    dari sunat para Nabi) yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong
    kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis."

    (Bukhari - Muslim)





  229. Ibnu Umar r.a. berkata:
    Bersabda Nabi saw, "Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot."

    (Bukhari - Muslim)





  230. Dari Jabir bin Samurah
    r.a. berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. kepada
    Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya
    dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka,
    hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna."
    Jawab Sa'ad, "Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat
    sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya.
    Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir."
    Berkata Umar, "Aku kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq."
    Kemudian Umar mengirim Sa'ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk
    menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya. Setiap masjid
    didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan tentang
    Sa'ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka
    semua memuji kebaikan Sa'ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani
    'Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa'ad ada seorang lelaki bernama
    Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa'adah menjawab, "Jika engkau
    bertanya tentang Sa'ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar

    memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau
    menghukum tidak adil." Mendengar jawaban seperti itu, Sa'ad menyerahkan
    urusannya kepada Allah dan berkata, "Ingat, saya hendak berdoa tiga macam
    yaitu 'Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa'adah), hanya
    bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia
    miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.'" Ternyata doa
    Sa'ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia,
    selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, "Orang yang telah
    terkena bala' oleh doa Sa'ad bin Abi Waqqash r.a." 

    (Bukhari - Muslim)





  231. Abdul Malik bin Umar
    yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, "Saya sendiri
    melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi
    matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu
    gadis-gadis yang lewat."





  232. Dari Abu Waqid (al-Harits)
    bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang
    banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga
    orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw,
    sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
    hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat
    kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi
    duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan
    terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya,
    berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu

    tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia
    bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang
    seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk
    menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling
    dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."

    (Bukhari - Muslim)





  233. Dari Abu Hurairah r.a.
    berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang yang biasa menghutangkan
    kepada orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia
    selalu berpesan, 'Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar,
    maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.' Maka ketika ia
    berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya."

    (Bukhari - Muslim)





  234. Dari Abu Waqid (al-Harits)
    bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang
    banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga
    orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw,
    sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
    hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat
    kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi
    duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan
    terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya,
    berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu
    tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia
    bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang
    seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk
    menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling
    dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."

    (Bukhari - Muslim)





Baca Yang Selanjutnya......